Gambar: ANTARA/Farika Khotimah

Dian Sastrowardoyo Mempersembahkan Film "Kotak" Hasil Karyanya Di INTUR 2024

Jumat, 09 Agu 2024

Aktris Dian Sastrowardoyo akan mempersembahkan karya terbarunya yang berjudul "Kotak" dalam festival besar Indonesia Bertutur 2024. Film ini dijadwalkan untuk diputar pada Selasa, 13 Agustus mendatang di TONYRAKA Art Museum, Ubud, dan menawarkan sebuah refleksi mendalam mengenai hubungan antara manusia dan alam.

Dian Sastrowardoyo menjelaskan tema sentral dari film tersebut, yaitu bagaimana manusia modern sering kali terasing dari alam akibat gaya hidup di perkotaan. "Kotak" menggambarkan dua tipe individu yang memiliki hubungan yang berbeda dengan alam, serta mengeksplorasi bagaimana pengalaman masa kecil dan pola pengasuhan dapat memengaruhi kedekatan tersebut.

“Sering kali, kita yang tinggal di kota besar merasa terpisah dari alam, karena kita tidak terbiasa berinteraksi dengan lingkungan alami sejak kecil. Dalam film ini, saya mengangkat tema inner child dan bagaimana pengasuhan masa kecil membentuk hubungan kita dengan alam. Apakah kita sering diajak oleh orang tua untuk berinteraksi dengan alam bebas? Jika tidak, kemungkinan besar kita akan merasa asing dan tidak nyaman saat harus berhubungan dengan alam,” ungkap Dian saat ditemui di Puri Lukisan Museum, Ubud, pada Kamis (8/8) malam.

Menurut Dian, banyak di antara kita yang tidak memiliki acuan mengenai cara berinteraksi dengan alam, karena orang tua kita juga tidak membiasakan hal tersebut.

“Segala sesuatu yang kita pelajari tentang kehidupan terbentuk sejak masa kecil. Jika kita ingin mengubah kebiasaan dan mendekatkan diri pada alam, kita perlu melakukan reprogramming terhadap diri kita sendiri. Kita perlu kembali ke masa kecil, memaafkan orang tua kita yang mungkin tidak mengenalkan kita pada alam, dan mulai belajar memperkenalkan diri kepada alam lagi,” tambahnya.

Film "Kotak" diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi penontonnya untuk merefleksikan hubungan mereka dengan alam dan bagaimana pengalaman masa kecil berperan dalam membentuk pola tersebut. Dengan pesan mendalam yang disampaikan melalui karya ini, Dian mengajak penonton untuk tidak hanya menikmati keindahan sinematografi tetapi juga merenungkan arti penting dari hubungan manusia dengan lingkungan sekitar. 

Dian menyatakan bahwa banyak dari kita tidak memiliki panduan tentang cara berinteraksi dengan alam, karena orang tua kita juga tidak membiasakan hal tersebut.

“Segala sesuatu yang kita pelajari tentang kehidupan terbentuk sejak masa kecil. Jika kita ingin mengubah kebiasaan dan mendekatkan diri pada alam, kita perlu melakukan reprogramming terhadap diri kita sendiri. Kita perlu kembali ke masa kecil, memaafkan orang tua kita yang mungkin tidak mengenalkan kita pada alam, dan mulai belajar memperkenalkan diri kepada alam lagi,” tambahnya.

Film "Kotak" diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi penontonnya untuk merefleksikan hubungan mereka dengan alam dan bagaimana pengalaman masa kecil berperan dalam membentuk pola tersebut. Dengan pesan mendalam yang disampaikan melalui karya ini, Dian mengajak penonton untuk tidak hanya menikmati keindahan sinematografi tetapi juga merenungkan arti penting dari hubungan manusia dengan lingkungan sekitar

Dalam kesempatan yang sama, Dian, yang merupakan ikon Indonesia Bertutur 2024, menyampaikan pandangannya mengenai kontribusi perempuan dalam pelestarian kemajuan kebudayaan. Menurutnya, perempuan memiliki peran yang sangat signifikan sebagai pendidik, baik dalam konteks formal maupun informal, yang dapat memengaruhi generasi mendatang dalam aspek kesenian dan kebudayaan.

“Perempuan sering kali berfungsi sebagai pendidik di dalam keluarga, mengajarkan berbagai aspek kehidupan kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka. Dalam konteks kebudayaan dan kesenian, kedekatan seorang ibu atau figur perempuan dalam keluarga dengan budaya dan seni sangat berpengaruh terhadap seberapa akrab anak-anak mereka dengan nilai-nilai tersebut,” ungkap Dian.

Dian menekankan betapa pentingnya peran seorang ibu dalam memperkenalkan anak-anak kepada seni dan budaya. Ia meyakini bahwa jika seorang ibu memiliki kedekatan dengan kebudayaan dan seni, maka anak-anak mereka cenderung akan mengikuti jejak tersebut. Sebaliknya, jika sosok perempuan dalam keluarga tidak memberikan perhatian pada hal ini, maka kemungkinan besar generasi berikutnya akan semakin jauh dari budaya dan seni.


Tag:


  • " target="_blank">

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar