Gambar: ANTARA/HO-Humas Kementan

Menteri Pertanian Menyatakan Bahwa Indonesia Telah Mulai Mengekspor Surplus Unggas Dan Telur

Jumat, 26 Jul 2024

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumumkan bahwa Indonesia telah berhasil mencapai swasembada dan bahkan mampu mengekspor surplus unggas dan telur ke beberapa negara.

Amran menyampaikan hal tersebut saat berada di Jakarta, Jumat, tanpa memberikan detail mengenai jumlah surplus unggas dan telur yang diekspor.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya upaya pemerintah dalam mencapai swasembada beras di tengah tantangan perubahan iklim seperti kekeringan dan banjir.

"Indonesia memiliki ambisi untuk menjadi salah satu pemasok pangan global pada tahun 2033. Untuk mencapai tujuan tersebut, peningkatan produksi pangan menjadi kunci," ujarnya.

Kementan mencatat bahwa negara-negara tujuan ekspor unggas dan telur meliputi Jepang, Singapura, Papua Nugini, Timor Leste, Myanmar, Bangladesh, Filipina, Brunei Darussalam, Qatar, UEA, dan Benin. Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor unggas dan telur mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, nilai ekspor mencapai 2,5 juta dolar AS, tahun 2022 naik menjadi 3,8 juta dolar AS, dan di tahun 2023 kembali meningkat menjadi 5,1 juta dolar AS.

Hingga Mei 2024, nilai ekspor unggas dan telur sudah mencapai 3,1 juta dolar AS. Pertumbuhan nilai ekspor unggas mencapai 52 persen di tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021, dan pertumbuhan sebesar 34 persen di tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2022. Daerah-daerah pengekspor unggas dan telur meliputi DKI, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Riau.

Selain itu, Amran juga menyatakan bahwa Indonesia sedang berusaha untuk memperluas area tanam dengan memanfaatkan lahan rawa untuk menanam padi sekali dalam setahun dan menerapkan sistem tanam terpadu di lahan sawah dataran rendah (padi gogo) di area perkebunan.

Indeks tanam juga ditingkatkan dengan memanfaatkan lahan rawa untuk menanam padi 2-3 kali dalam setahun dan menggunakan pompa air untuk mengairi lahan (pompanisasi).


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Komentar